Pendidikan yang hadir di Darul Hikam Mojokerto tidak bisa dilepaskan dari unsur Abah Kyai Masruhan Choteeb. Tidak hanya sebagai pengasuh, namun sekaligus sebagai pendidik santri secara langsung.
Bahkan tahfidz Quran juga harus langsung setoran ke Abah Yai. Sehingga santri harus menyiapkan benar-benar hafalan.
Dimulai dari subuh, Abah akan bangun dan mengimami shalat subuh santri, sekaligus dzikir pagi hingga pukul lima pagi. Santri berikutnya akan melakukan hafalan ditemani beliau.
Selepas itu di rumah Abah biasa kumpul bersama guru menanyakan pendidikan untuk santri, hafalan, hingga sarana dan prasarana.
Jika ada tamu yang datang, beliau akan kembali di rumah yang masih di dalam lingkungan pesantren atau ruang penerimaan tamu pondok.
Sesekali Abah akan keliling dari satu asrama ke asrama lain, dari Darul Hikam satu ke Darul Hikam Dua, begitu juga sebaliknya. Kadang mengingatkan santri.
Jika magrib sudah datang, beliau akan kembali mengimami santri di masjid, memimpin dzikir dan yang utama mendampingi hafalan santri.
Beliau akan duduk sembari menerima setoran. Yang lain nunggu dipanggil untuk hafalan. Sehingga intensitas Abah bersama santri sangat tinggi.
Inilah mengapa, santri, guru merasa memiliki ayah di pondok pesantren Darul Hikam Mojokerto. Beliau tidak mudah meninggalkan santrinya.