Bagi kita sebagai santri, guru, atau bahkan calon santri di pesantren tahfidz Quran, sudah sewajarnya kita mencintai Al Quran tersebut. Karena tanpa cinta terhadap Al Quran akan sulit kita menghafalkannya apalagi mengamalkannya.
Oleh sebab itu untuk melihat kemudahan dalam menghafal Al Quran, ada beberapa tanda-tanda bahwa kita mencintai Al Quran. Atau dalam bahasa arab biasa disebut dengan ihtimam, perhatian yang tingi.
Di antaranya adalah menjadikan Al Quran sebagai bacaan rutinnya setiap hari. Tidak pernah melewatkan. Minimal dua halaman dia mampu membacanya. Lebih banyak berarti lebih mencintai.
Tanda yang lain adalah selalu mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran. Jadi kita senang mendengarkannya, baik melalui orang yang langsung membaca, atau ada suara indah dari pemutar audio.
Tanda berikutnya kita mencintai Al Quran adalah gemar mengikuti majlis Al Quran. Bisa berupa majlis tahfidz Al Quran, pesantren tahfidz Al Quran, tasmi’ Al Quran, dan majlis lainnya.
Para salafus sholih adalah contoh yang baik bagaimana mereka mencintai Al Quran. Khalifah Umar bin Khatab ketika melalkukan perjalanan bersama seorang hamba dari Madinah ke Pakistan selalu membaca Al Quran.
Khalifah Utsma bin Affan ketika terbunuh oleh pemberontak juga dalam keadaan membaca Al Quran. Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga menyempatkan selalu membaca Al Quran disela-sela memerintah.
Oleh sebab itu salah satu kegiatan rutin di pesantren Darul Hikam Mojokerto adalah menanamkan kecintaan Al Quran. Biasanya dalam bentuk membaca bersama, mendengarkan santri melantunkan Al Quran, serta menghafal bersama. Semoga Anda yang di rumah bisa senantiasa mencintai Al Quran.
Diringkas dari buku berjudul ‘Kaedah Mudah dan Cepat Menghafal Al Quran’ karya Abah Masruhan Choteeb.